Mandiri FM, CILEGON – Sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting, dalam jangka waktu tiga bulan kedepan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon akan melakukan evaluasi data. Untuk itu, Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta menyatakan bahwa penyamaan data merupakan hal yang penting.

“Penting menyamakan data, ada data penduduk, data KK, data balita kita berapa, keluarga beresiko kita berapa, stunting kita berapa. Kita lihat titik posyandu kita berapa, kader posyandu kita berapa, ini kita evaluasi,” kata Sanuji usai Rembuk Stunting Kota Cilegon Tahun 2022 dengan tema Upaya Aksi Konvergensi Penurunan Stunting yang digelar di Aula Bappeda Kota Cilegon, Selasa 19 Juli 2022.

Kedepannya, Sanuji mengatakan bahwa untuk pola penetapan data akan dibuat standarisasi dimana Bappeda yang akan memutuskan data seperti apa yang akan digunakan. “Data harus berseri jangan data 2020 kita pakai, data harus terbaru. Tiga bulan kemudian kita evaluasi untuk stunting,” tuturnya.

Diungkapkannya, saat ini pihaknya tengah menggali masalah yang ada. Misalnya, akurasi potensi pengukuran di posyandu dan kader posyandu melalui evaluasi standarisasi peralatan.

“Dari survei singkat tadi, timbangan banyak yang rusak dari 385 posyandu, kira-kira yang rusak timbangannya berapa? ini kita minta datanya segera supaya kita segera cari solusinya. Dua minggu untuk evaluasi, DP3AKB kita kasih waktu dua minggu untuk segera mengevaluasi sarana prasarana dan peralatan di posyandu,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Cilegon Wilastri Rahayu mengatakan, strategi untuk mengatasi stunting telah dilakukan oleh Pemkot Cilegon. Baik strategi melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun strategi dari berbagai OPD terkait untuk mengatasi stunting.

“Tadi sebetulnya program itu sudah ada, tinggal kita mengevaluasi dari hasil kegiatan yang dilakukan. (Sedangkan) terkait data akan di validasi,” ujarnya.